Tye Ruotolo Terbuka Jalani Laga Juara Vs. Juara Lawan Saudaranya, Kade, Setelah Rebut Gelar Juara Dunia ONE
Setelah lima laga dan lima kemenangan luar biasa bersama organisasi seni bela diri terbesar di dunia ini, Tye Ruotolo kini resmi bergabung dengan saudara kembarnya, Kade Ruotolo, sebagai Juara Dunia ONE.
Pada Sabtu pagi, 4 November waktu Asia lalu, di ONE Fight Night 16: Haggerty vs. Andrade, atlet BJJ fenomenal itu meraih kemenangan mutlak tegas atas veteran Magomed Abdulkadirov demi mengamankan gelar Juara Dunia ONE Welterweight Submission Grappling perdana.
Ruotolo memang mengendalikan laga sepanjang 10 menit pertarungan ground dalam ronde tunggal ini, yang berlangsung di Lumpinee Boxing Stadium, Bangkok, Thailand.
Walau pria Amerika itu tak berhasil mencetak submission, ia sangat senang meraih kemenangan dan sabuk emas seberat 26 pound yang kini melingkar di pinggangnya.
Pria berusia 20 tahun ini berkata pada onefc.com/id setelah itu:
“Saya cukup senang, itu pasti. Saya melakukan yang terbaik. Saat saya maju ke luar sana, itulah yang dapat saya lakukan, memberi yang terbaik. Dan saya selalu senang jika saya meraih submission itu tentunya.”
“Itu selalu menjadi tujuan saya setiap kali saya naik ke atas matras, tetapi lawan saya tak memberi banyak kesempatan.”
Jelas, Ruotolo memaksa pria Rusia itu bertahan sepanjang mayoritas laga, dimana ia mengendalikan posisi dominan sementara menyerang dengan serangkaian percobaan submission yang termasuk guillotine choke dalam dan armbar yang nampak menyakitkan.
Pria Amerika itu memang sedikit kecewa melihat keraguan Abdulkadirov untuk beraksi. Tetapi, berkat reputasinya sebagai salah satu pengincar submission pound-for-pound terbaik di muka bumi, ia menyadari bahwa banyak lawannya akan berusaha bermain aman.
Ruotolo menjelaskan:
“Saya rasa saya mulai menciptakan nama yang cukup besar dimana orang-orang tak ingin menyerang saya.”
“Saya kira saya membutuhkan lebih banyak lawan yang maju ke arah saya, anda tahu. Maka, saya harap lawan saya berikutnya, orang berikutnya, mereka siap untuk bertarung.”
Tetap saja, penguasa welterweight submission grappling yang baru ini juga dengan cepat memberi respek pada Abdulkadirov karena ia mementahkan beberapa ancaman submission paling berbahaya dalam laga tersebut.
Ia berbicara tentang apa yang dibawa lawannya itu ke dalam laga:
“Anda tahu, ia sangat ulet, itu pasti. Ia sangat keras dan ia jelas memiliki otot leher yang gila. Dan, saya harap lengannya tidak apa-apa, karena armbar itu sangat rapat. Ia hanya sangat ulet.”
‘Pertempuran Tiap Kali Kami Bertarung’ – Tye Ruotolo Sebut Kade Dapat Jadi Lawan Terberatnya
Kini, setelah dirinya memiliki sabuk emas prestisius itu, Tye Ruotolo melihat sebuah pintu akan terbuka untuk laga juara vs. juara melawan sosok yang tak lain adalah saudaranya sendiri, Juara Dunia ONE Lightweight Submission Grappling Kade Ruotolo.
Menurut Tye, sebuah aksi grappling melawan Kade takkan berbeda dengan sesi latihan epik dan ultra-kompetitif yang dijalani keduanya – sesuatu yang mereka selalu lakukan sejak berusia 3 tahun:
“Saudara saya dan saya, kami selalu terbuka untuk melawan satu sama lain, karena kami melakukan itu setiap hari, anda tahu? Maka itu bukanlah sesuatu yang tidak normal.”
Jika mereka memang dapat beradu dengan pertaruhan gelar Juara Dunia ONE, itu takkan menjadi pertama kalinya saudara kembar berbakat ini beradu dalam arena kompetisi.
Ruotolo bersaudara ini pernah tiga kali saling berhadapan sebelumnya, dimana yang terbaru adalah sebagai pemegang sabuk coklat di final Kejuaraan Dunia IBJJF 2021. Tye memenangi laga itu dan dua laga sebelumnya, namun itu hanya terjadi setelah aksi liar tanpa henti.
Terlepas dari seluruh kemenangan itu, Tye berkata bahwa Kade – dengan teknik luar biasa dan pengetahuan luas terkait kemampuan saudaranya – tetap menjadi lawan potensial tersulit bagi dirinya:
“Saya memiliki tiga kemenangan atas saudara saya, yang cukup lucu karena kebanyakan ia hampir mengalahkan saya, anda tahu? Maka, saya menangkapnya pada saat terakhir, hampir setiap kali.”
“Dan, saya kira, dalam hidup saya tak ada orang lain yang ingin saya lawan dalam sebuah kompetisi. Dan saudara saya itu, dialah pria terkuat di dunia.”
“Anda dapat melawan pria-pria besar, tapi hal yang paling menakutkan adalah seseorang yang sangat teknis, dan saudara saya mengetahui permainan saya dengan sempurna. Maka, itu akan menjadi pertempuran setiap kali kami bertarung, dan saya tentu sangat terbuka untuk bertarung.”