Yosuke Saruta Analisa Gustavo Balart, Jarred Brooks, DJ-Rodtang
Mantan Juara Dunia ONE Strawweight Yosuke “The Ninja” Saruta gagal merebut kembali sabuk emas beberapa bulan yang lalu, namun pria berusia 34 tahun ini siap memulai kembali dan menguji seluruh kemampuannya melawan salah satu seniman bela diri campuran paling unik di muka bumi.
Hari Jumat, 11 Februari ini, veteran Jepang itu akan beradu dengan pegulat Olimpiade Kuba Gustavo “El Gladiador” Balart di kartu utama ONE: BAD BLOOD, yang tayang secara langsung dari Singapore Indoor Stadium.
Balart dikenal atas kemampuan grappling kelas dunianya, namun penghancur dengan tinggi badan 150 sentimeter itu juga sangat dikenal atas posturnya yang memang kecil, niatnya untuk beradu pukulan, serta determinasinya untuk menerjang maju melawan para lawan yang lebih besar.
Saruta – penantang peringkat ketiga divisinya – sangat mengagumi kemampuan lawannya itu. Namun setelah ia kalah dari penguasa strawweight Joshua “The Passion” Pacio pada September lalu, ia ingin memberi pernyataan tegas dan menjaga namanya di jajaran teratas divisi yang berat ini.
Dalam wawancara eksklusif bersama ONEFC.com/id, “The Ninja” berbicara tentang persiapannya melawan Balart, para bintang baru divisi ini, serta pilihannya dalam laga super dengan peraturan khusus antara Demetrious “Mighty Mouse” Johnson dan Rodtang “The Iron Man” Jitmuangnon di ONE X.
ONE Championship: Anda menantang Juara Dunia ONE Strawweight Joshua Pacio di sebuah laga trilogi September lalu, namun itu tak berjalan sesuai keinginan anda. Apa yang terjadi?
Yosuke Saruta: Saya tak memiliki penyesalan apa pun tentang laga itu sendiri, kecuali untuk hasilnya, walau saya terkena penyelesaian pada ronde pertama. Saya sangat siap untuk bertarung, dan saya yakin.
Namun sebuah laga itu diputuskan dalam sekejap, dan selalu ada pemenang dan yang kalah, maka saya harus menerima hasilnya.
ONE: Pelajaran apa yang anda ambil dari laga itu?
YS: Saya tak mampu menyalakan saklar itu sebelum laga. Saya terlalu terfokus pada strategi dan taktik. Saya berharap saya memiliki lebih banyak semangat bertarung. Cornerman saya, [Kenji] Osawa, juga mengatakan itu.
Saya menghabiskan banyak waktu mempelajari dan membayangkan apa yang akan saya lakukan di dalam kepala saya, maka saya kira saya tak memiliki semangat juang yang cukup untuk menghentikan lawan saya atau mengincar KO. Saya kira saya akan mengeluarkan segalanya kali ini.
ONE: Anda akan melawan Gustavo Balart di ONE: BAD BLOOD. Bagaimana laga ini dapat terjadi?
YS: Pada awalnya, saya ditawarkan laga melawan [mantan penantang berperingkat] Lito Adiwang. Saya juga berharap itu akan menjadi sebuah laga berat melawan Team Lakay sekali lagi.
Adiwang baru saja kalah dari Jarred Brooks, namun saya menunggunya karena saya kira ia adalah petarung yang sangat kuat dan petarung tingkat tinggi.
Saya ingin melawannya, namun ia cedera dan harus membatalkan laga. Segera setelah itu, saya ditawari laga dengan Gustavo Balart. Ia memiliki gaya yang sangat berbeda, namun saya merasa bahwa ia mungkin lebih kuat dari Lito Adiwang, maka saya dengan senang hati menerima tawaran melawannya.
ONE: Apa yang membuat anda sangat bersemangat menghadapi petarung seperti Balart?
YS: Ia adalah petarung yang unik. Petarung seperti dirinya adalah satu-satunya di dunia. Dalam divisi strawweight, ia memang lebih kecil, namun saya tak pernah melihat petarung dengan postur yang lebih kecil dari saya. Selain itu, ia memiliki hati yang kuat.
Saat saya menonton ajang di Thailand sebelum [ONE: DREAMS OF GOLD pada bulan Agustus 2019], ia bertarung dalam divisi flyweight, dan ia melawan seorang pria [Chan Rothana] dengan perbedaan jangkauan lebih dari 20 sentimeter.
Ia mengayunkan serangan dan menjegal lawannya sampai akhir, dan itu adalah laga yang membuat para penonton bersemangat, oleh karena itu saya tertarik melihatnya.
Ia juga pegulat Olimpiade. Sebelum saya memulai seni bela diri, saya selalu bermimpi menjadi atlet kelas dunia, seperti seorang atlet Olimpiade. Di usia saya, adalah sebuah kehormatan untuk dapat bertarung melawan atlet di tingkatan Olimpiade, dan saya ingin menguji diri saya sendiri.
ONE: Mengetahui seberapa berbakatnya Balart dalam gulat, apakah anda yakin akan kemampuan grappling anda melawannya?
YS: Ya, saya yakin. Tidaklah mungkin untuk menemukan rekan berlatih dengan tinggi badan dan kemampuan gulat seperti itu, bukan? Maka, saya tak bisa benar-benar mengetahui sampai saya menghadapinya.
Namun, dalam hal pengalaman di MMA, saya telah melakukannya selama 15 tahun, dan saya melawan berbagai petarung yang berbeda.
Saya memiliki banyak strategi dan teknik dalam pikiran saya, namun laga itu tak selalu berjalan sesuai rencana, maka saya memenangkan lebih banyak laga dengan menyesuaikan diri dalam pertarungan.
Saya kira saya dapat mengambil keuntungan dari hal itu.
ONE: Maka, apakah yang anda akan lakukan jika ia membawa anda ke ground? Apakah anda mengira ia dapat melakukan itu?
YS: Dalam laga-laga saya sebelumnya, tak ada banyak petarung yang menjegal saya. Sebaliknya, sayalah yang kebanyakan menjegal para striker. Saya telah menjalani seni bela diri selama 15 tahun, dan sangat jarang saya dijatuhkan, maka saya tak memiliki bayangan untuk tertahan atau dipukuli di ground.
ONE: Bagaimana menurut anda laga ini akan berjalan?
YS: Saya kira itu akan menjadi laga yang keras. Saya kira ini akan menjadi pertarungan yang tipis. Akan ada situasi dimana ia menyerang dan saya menahan diri, dan di sisi lain, akan ada situasi dimana saya menyerang saat Balart mulai lelah. Saya kira itu akan menjadi laga yang intens.
Saya bersiap untuk laga yang sulit. Hal terakhir adalah penyelesaian itu. Saya akan menyelesaikan dengan striking atau submission. Saya kira itu akan menjadi cara yang bagus untuk menunjukkan tujuan saya berikutnya, maka saya mengincar itu.
ONE: Ada beberapa atlet baru yang memasuki divisi strawweight. Apakah pemikiran anda tentang itu?
YS: Ini mulai memanas. [Penantang peringkat kedua] Jarred Brooks bergabung. Saya mengincarnya selama lima atau enam tahun. Saya berlatih bersamanya di [Wajutsu Keishukai] Hearts saat saya baru turun ke strawweight dan belum menjadi Juara Shooto.
Saya sangat terkejut, dan setelah berlatih dengannya, saya menyadari bahwa ada pria sekuat itu dalam divisi saya. Itu adalah pertama kalinya saya merasakan ini.
Saat saya mendengar ia akan masuk ke ONE tahun lalu, saya merasa itu seperti takdir. Saya dikejutkan dirinya lima tahun yang lalu. Ia adalah pria yang saya incar karena saya mengira ada pria seperti dirinya. Jika saya memiliki kesempatan melawannya, saya merasa saya harus melakukan itu.
ONE: Semain itu, idola anda dalam MMA, Demetrious Johnson, juga melawan Rodtang Jitmuangnon dalam laga super dengan peraturan khusus di ONE X pada 26 Maret nanti, dengan dua ronde Muay Thai dan dua ronde MMA. Apakah pemikiran anda tentang laga itu, dan siapakah yang akan menang?
YS: Ya, laga itu sendiri sangat menarik. Tentu, itu akan menjadi laga yang serius, namun saya kira akan sangat menarik untuk memiliki proyek baru, sebuah laga super, laga impian. Masyarakat Jepang nampak menyukai hal-hal seperti itu.
Saya kira Rodtang akan maju secara aktif, tetapi saya berpikir DJ akan menggunakan permainan langkah (step work) untuk mementahkannya. Saya kira ia akan meraih takedown para ronde kedua dan mencetak submission atas Rodtang di ground.
Baca juga: Balart Incar Saruta: ‘Tinju Dan Gulat Saya Lebih Unggul’