Bagaimana ‘Dutch-Style’ Kickboxing Berkembang Di ONE Super Series
ONE Super Series menjadi rangkaian terbaik yang menampilkan disiplin striking elite kelas dunia.
Para atlet dari seluruh dunia, dari berbagai ukuran tubuh dan gaya bertarung, memainkan peranan mereka untuk menjadikan berbagai laga kickboxing dan Muay Thai paling menarik untuk tahun 2018.
Saat petarung Belanda Ibrahim “Mr. Cool” El Bouni (37-6-1) dan Tarik Khbabez (43-5-1) beradu di ajang ONE: PURSUIT OF GREATNESS, Yangon, Myanmar pada Jumat, 26 Oktober, mereka akan membawa gaya bertarung ala Belanda bersama mereka, dengan sedikit bumbu dari Maroko.
El Bouni terlahir dan dibesarkan di Amsterdam dari sepasang orang tua keturunan Maroko, sementara Khbabez terlahir di Maroko dan dibesarkan di The Hague sejak usia dini. Warisan mereka itu sangatlah mirip.
Monstrous strikes from Ibrahim El Bouni!
Monstrous strikes from Ibrahim Elbouni!Download the ONE Super App now 👉 http://bit.ly/ONESuperApp
Posted by ONE Championship on Sunday, September 9, 2018
Fakta bahwa mereka akan berhadapan di Asia dengan potensi memasuki laga Kejuaraan Dunia ONE Light Heavyweight Kickboxing bukanlah sekadar kebetulan, namun pengakuan akan kemampuan yang membawa sepasang petarung ini ke puncak permainan ini.
Seluruh persenjataan yang diasah di negara asal mereka, Belanda, sangat erat dengan gaya bertarung khas negara tersebut, atau ‘Dutch style’, yang memang terkenal di lingkungan disiplin striking, serta dianggap sebagai salah satu yang paling kuat di dalam ring karena kombinasi cepat dan pukulan kerasnya.
Melawan Andre “The Giant” Meunier, “Mr. Cool” menggunakan pukulan keras untuk menyarangkan KO tercepat kedua di ONE Super Series sampai saat ini, dan Khbabez menggunakan teknik tinju yang serupa untuk menghentikan Alain “The Panther” Ngalani pada ronde ketiga.
Terdapat persamaan gaya antara keduanya – kepribadian mereka, postur tubuh dan pelatihan yang membantu menentukan pendekatan mereka – namun keduanya adalah pemukul yang tak kenal takut.
“Saat saya masuk ke dalam ring, anda tak dapat memalingkan muka, karena saya akan segera membuat sesuatu terjadi,” kata El Bouni, yang sempat mencetak 10 KO beruntun pada ronde pertama.
“Saya datang untuk bertarung dan memberi aksi spektakuler. Tak lebih, tak kurang,” tambah Khbabez, yang adalah Juara Dunia SUPERKOMBAT Heavyweight dua kali.
Tarik Khbabez's striking is ___ !
Tarik Khbabez's striking is ___ !Yangon | 26 October | 6:00PM | LIVE and FREE on the ONE Super App: http://bit.ly/ONESuperApp | TV: Check local listings for global broadcast | Tickets: http://bit.ly/onegreatness18
Posted by ONE Championship on Monday, October 15, 2018
Di tahun-tahun awal Dutch kickboxing dan Muay Thai, seniman bela diri legendaris seperti Lucien Carbin membangunnya dari dasar karate Kyokushin dan terpengaruh oleh “seni delapan tungkai,” dimana itu menjadikan gaya hibrida yang luar biasa. Seiring berjalannya waktu, semua ini membentuk para atlet yang terfokus pada elemen lain – terutama tinju ala Barat.
Sosok seperti Rob Kaman dan Ramon Dekkers memang memimpin di dalam ring, dimana mereka menerapkan gaya yang lebih agresif dan condong ke pukulan keras, sementara Thom Harinck dan sasananya, Chakuriki Gym, membawa timnya berkompetisi di tanah kelahiran Muay Thai.
Hanya sedikit dari atlet yang terbang dari Belanda itu yang meraih kesuksesan, tetapi dobrakan besar itu terjadi. Intensitas dan ritme itu menjadi faktor kunci sejak awal. Gaya bertarung Thailand biasanya melihat para seniman bela diri yang memasuki laga dengan ritme konsisten, maka tempo yang naik itu memang sangat berlawanan.
Para pria Belanda ini juga mengincar poin dengan kombinasi pukulan keras, yang bertentangan dengan gaya Muay Thai dengan tendangan kerasnya. Untuk mencetak poin, para atlet Eropa ini tidak unggul, tetapi urutan serangan mereka dapat mengejutkan lawan mereka saat lengah.
Walau itu menjadi perpaduan berbagai gaya pada awalnya, disertai usaha terus menerus untuk menambah atau menghapus teknik supaya efisien di dalam pertarungan, ‘Dutch style’ ini mulai terlihat solid melalui berbagai ajang K-1 pada era 1990an.
Speed + Power = Tarik Khbabez 🥊
Speed + Power = Tarik Khbabez 🥊Yangon | 26 October | 6:00PM | LIVE and FREE on the ONE Super App: http://bit.ly/ONESuperApp | TV: Check local listings for global broadcast | Tickets: http://bit.ly/onegreatness18
Posted by ONE Championship on Thursday, October 11, 2018
Dalam era modern saat ini, gaya ini sudah menjadi sangat familiar sampai menyebar ke seluruh dunia, dengan para striker dan seniman bela diri campuran yang melihatnya sebagai salah satu persenjataan paling berguna untuk menguasai permainan stand-up.
Semmy Schilt, Peter Aerts dan Ernesto Hoost akan selalu diingat, dan Andy Souwer juga menjembatani celah bagi generasi baru, yang termasuk Khbabez dan El Bouni, serta para bintang ONE Super Series seperti Regian Eersel, Chris Ngimbi, Sergio Wielzen dan Brown Pinas.
Negara dengan 17 juta penduduk itu jelas sangat menonjol dalam skala global, dan hal itu terlihat dalam organisasi bela diri terbesar di dunia ini.
Jajaran atlet keturunan Belanda-Maroko ini juga memiliki reputasi yang ditakuti dalam komunitas olahraga tarung – dengan berbagai Juara Dunia yang berbagi warisan yang sama.
Sebuah laga Kejuaraan Dunia ONE Kickboxing akan meningkatkan tingkatan prestise bagi El Bouni atau Khbabez, karena mereka akan dikenal di seluruh dunia, dimana keduanya memang memiliki agenda untuk mengincar sabuk emas light heavyweight dan heavyweight.
Fokus mereka dalam pukulan kuat, tendangan rendah dan tekanan tanpa henti membuat mereka sangat mudah dikenali. Mereka menunjukkan bahwa “Dutch style” ini dapat bertahan melawan siapa pun dalam rangkaian ONE Super Series kickboxing.
“Kami datang untuk bertarung, itu saja,” tegas Khbabez tentang para striker yang berlatar belakang sama.
Di ONE: PURSUIT OF GREATNESS, kita akan melihat siapa yang akan unggul saat kedua petarung terbaik ini beradu. Apa pun hasilnya, proses ini jelas membawa hasil yang sangat spektakuler.
Jason Furness adalah Penulis Riset di ONE Championship. Seluruh opini adalah milik pribadi penulis.