Pratinjau Laga: Aksi Epik Dalam Laga Ulang Gafurov VS Jadambaa II
Laga ulang epik di ONE: DEFENDING HONOR demi sabuk emas ONE Featherweight seperti dijabarkan oleh komentator utama ONE Championship dan presenter Fox Sports Steve Dawson.
Pertandingan ulang antara Narantugalag Jadambaa dan Marat Gafurov di Singapore Indoor Stadium pada Jumat ini memberikan kesempatan besar untuk melihat sejarah terulang kembali.
Penyelesaian ronde keempat dalam laga perdana mereka memiliki pola dasar yang mungkin akan dapat berlanjut tanpa terlalu banyak variasi di “Kota Singa,” dan itu adalah berita yang bagus untuk kita.
Incaran dan kecepatan tinggi yang tak kenal lelah, serangan dua tangan dan kaki yang dilepaskan oleh Jadambaa sangat menegangkan untuk dilihat. Pria Mongolia itu menjadi penyerang alami, namun itu pada akhirnya menjadi awal kekalahannya dalam laga pertama mereka.
Dengan menghindar di bawah overhand kanan keras, Gafurov akan mampu menggunakan pemikiran dan kaki yang cepat untuk menghindar ke samping, merenggut punggung Jadambaa, serta menyarangkan serangkaian serangan ground yang pada akhirnya mengarah pada submission teknis dengan salah satu petarung yang kehilangan kesadaran.
Walau Jadambaa (12-4) akan menginginkan hasil yang berbeda kali ini, akan sulit melihatnya mengubah game plan. Berkali-kali, Gafurov hampir terjatuh.
Jika Jadambaa dapat menghindari kesalahan krusial yang membawa dirinya terjatuh terakhir kali, ada alasan bagus untuk meyakini bahwa terlepas dari serangan ground biasanya, ia dapat memenangkan laga ulang ini melalui poin atau KO.
Tetapi, Gafurov sangat berkemampuan tinggi sampai ia nampak sangat berbahaya, seperti yang banyak petarung alami. Catatan rekor tak terkalahkannya (14-0) dihasilkan dari kemampuannya mengalahkan beberapa atlet terkuat, paling berkemampuan dan berpengalaman di atas muka bumi.
Jika kemenangannya atas Jadambaa tak cukup impresif, tambahkan nama Ev Ting, Martin Nguyen dan Rob Lisita ke dalam daftar atlet yang pernah dikalahkannya.
Jadambaa juga memiliki catatan yang sama luar biasanya. Adrian Pang, Honorio Banario, Eric Kelly, Koji Oishi dan Kotetsu Boku seluruhnya pernah merasakan kekalahan di tangan atlet featherweight asal Team Tungaa itu.
Sementara saya tak dapat melihat Jadambaa melambat, saya berpikir apakah pilihannya untuk itu akan sangat terbatas. Penghancur ini akan memasuki usia ke-41 bulan depan, dan jika ritmenya menjadi kunci kemenangan, berapa lama sampai semua itu melambat?
Apakah ia akan menyadari pendekatan sang waktu dan menyesuaikan pendekatannya sendiri? Apakah ia akan menerjang maju dan tetap menekan? Atau apakah ritme itu akan mulai terlihat di ronde-ronde kejuaraan dan menjadi kejatuhannya?
Jika saya harus memilih salah satunya, saya akan memilih skenario terakhir. Gafurov sangat menguasai kesabaran dan eksekusi, pria yang tepat untuk menunggu serangan keras yang tak terhindarkan. Tetapi, ia sebaiknya tetap menjaga dagunya untuk sementara waktu.
Steve Dawson adalah komentator utama ONE Championship, presenter Fox Sports dan pengarang dari berbagai biografi olahraga. Ia dapat dihubungi di Twitter & Instagram dengan nama @Gulasahi, serta di Facebook sebagai Steve Dawson.