Pratinjau Laga: Aksi Lightweight Timofey Nastyukhin Dan Kotetsu Boku
Komentator utama ONE Championship dan presenter Fox Sports Steve Dawson menganalisa laga krusial antara dua pencetak KO eksplosif.
Saat Eduard Folayang menantang gelar Kejuaraan Dunia ONE Lightweight di Singapura Jumat ini, pria yang mengumumkan kehadirannya dalam organisasi ini dengan mengalahkan Folayang dua tahun lalu mendapatkan lawan sulit pada awal malam itu.
Seperti inilah dunia olahraga tarung, karena keberuntungan dapat berubah kapan saya dalam sekejap.
Timofey Nastyukhin mengalahkan Folayang melalui serangan lutut di udara yang keras – sebuah KO sorotan yang menjadi andalan media sosial bagi para penggemar penyelesaian MMA.
Namun, di tengah tiga kemenangan Nastyukhin bersama ONE Championship, terdapat sebuah kekalahan dan perubahan divisi. Maka, walau mengalahkan Folayang, Yusuke Kawanago dan Rob Lisita, Nastyukhin tetap harus membuktikan diri dengan tegas sebelum ia mendapatkan kesempatan merebut gelar divisi featherweight dimana ia bertarung saat ini.
Sementara itu, Folayang meraih perebutan gelarnya dengan kemenangan beruntun atas para penantang teratas lightweight Tetsuya Yamada dan Adrian Pang.
Kali ini, Nastyukhin menghadapi Kotetsu Boku. Pemukul keras asal Jepang itu juga melawan Folayang, dimana ia kalah melalui keputusan mutlak. Saat itu, laga ini nampak memberi sinyal untuk akhir dari sebuah era bagi Boku.
Mantan Juara Dunia ONE Lightweight Boku tiga kali mengalami kekalahan dalam empat laga terakhirnya dan dapat saja menjadi batu loncatan bagi para petarung muda.
Namun, setelah perubahan divisi dan kemenangan KO di dalam organisasi lainnya, ia mengalahkan Major Overall dan Vincent Latoel dalam divisi featherweight ONE, yang membawa dirinya kembali ke pembicaraan di ONE Championship. Itu terjadi sebelum sebuah kekalahan submission ronde ketiga dari pejuang kuat Narantungalag Jadambaa.
Dengan catatan rekor 24-11-2, Boku jauh lebih berpengalaman dari Nastyukhin, tetapi juga tidak berarti pria Rusia (10-2) itu dapat diremehkan.
Jika Nastyukhin ingin mendapatkan kembali personanya sebelum kalah di tangan Herbert Burns, kemenangan tegas atas Boku akan membuktikan itu. Atlet Jepang itu belum pernah terhenti oleh serangan keras, dan pria Rusia itu akan memberi kesan besar jika ia menjadi yang pertama.
Pria yang memasuki usia ke-26 ini 13 tahun lebih muda dari Boku dan jelas menjadi favorit untuk mempertahankan kekuatan untuk dapat meraih kemenangan via keputusan juri. Tetapi, Boku adalah penghancur kuat yang dapat mendaratkan serangan dengan akurasi luar biasa.
Untuk mengatakan bahwa ia memiliki keberuntungan seorang pemukul adalah sesuatu yang dianggap meremehkan, tetapi sangat sulit untuk melihat cara lain bagi Boku untuk menang.
Nastyukhin belum pernah terkena submission. Dalam 24 kemenangan Boku, ia hanya sekali memaksa lawannya tap-out, dan itu terjadi 15 tahun yang lalu dalam debut profesionalnya.
Saya melihat hal ini akan berlangsung sampai akhir, dimana kedua pria ini akan kesulitan bernafas pada bel akhir pertandingan. Dengan perbedaan usia 13 tahun yang menjadi keunggulannya, jika pria Rusia ini tak dapat mengalahkan Boku selama 15 menit, maka itu dapat dianggap sebuah kemunduran besar.
Steve Dawson adalah komentator utama ONE Championship, presenter Fox Sports dan pengarang dari berbagai biografi olahraga. Ia dapat dihubungi di Twitter & Instagram dengan nama @Gulasahi, serta di Facebook sebagai Steve Dawson.