Adrian Mattheis Sesalkan Tragedi Kanjuruhan di Malang
BIntang MMA asal Indonesia, Adrian “Papua Badboy” Mattheis, menyesalkan Tragedi Kanjuruhan yang terjadi di Malang dan memakan korban jiwa. Pria asal Ternate, Maluku Utara ini merasa miris.
Diketahui, setidaknya 125 korban jiwa berguguran dan ratusan lainnya terluka pasca kerusuhan yang terjadi setelah pertandingan antara Arema FC dan Persebaya di Liga 1 pada Sabtu, 1 Oktober malam.
Tragedi itu pun dipicu dengan kalahnya tuan rumah untuk yang pertama kali dari Persebaya setelah 23 tahun, dengan skor akhir 2-3. Alhasil, beberapa suporter pun meluapkan kekesalan ke lapangan hijau.
Saat itu, memang tidak ada suporter Persebaya yang hadir. Kepanikan terjadi saat pihak pengamanan turun tangan dan melepaskan gas air mata di lapangan hijau dan ke arah tribun.
Para supporter, termasuk mereka yang tak terlibat kerusuhan di lapangan, berusaha keluar dari arena dan menyebabkan penumpukan di pintu keluar, yang berujung pada jatuhnya korban.
Mendengar tragedi yang mencoreng catatan olahraga di Indonesia itu, petarung strawweight ONE berjuluk “Papua Badboy” ini turut buka suara.
Kepada ONEfc.com/id, Adrian menyampaikan perasaannya:
“Saya merasa miris akan hal ini. Jika pertaruhannya adalah nyawa, seharusnya sudah tidak usah bertanding.”
Sebagai pencinta sepak bola, atlet yang pernah bermain untuk klub Persiram Raja Ampat junior itu tentu menyayangkan situasi yang tak terkendali ini.
Tragedi ini juga memicu Presiden Jokowi meminta PSSI untuk memberhentikan sementara Liga 1 dan melakukan evaluasi ulang terhadap kondisi tersebut. Terlebih lagi, sanksi FIFA juga membayangi.
Berbicara soal sanksi, Adrian berkata bahwa semua pihak memang harus berbenah diri. “Papua Badboy” pun menambahkan:
“Saya rasa sudah benar, agar semua [pihak] bisa introspeksi diri.”